Hermeneutik post-strukturalis atas Yohanes 4:1-26

This paper studies John 4: 1-26 in a post-structuralist hermeneutical perspective. Hermeneutics is the art of understanding, namely understanding text, aiming to reveal meaning contained text. In this case, what meant hermeneutics which assumes that text lies not behind but front it. With assumption, beyond author's interests, thus opening up possibility for polysemy found by reader today. Four successive contextual concerns can be examined hermeneutically narrative 4:1-26 are context injustice, poverty, radicalism, and ecological damage. These four challenges also facing churches Indonesia, they grapple with 16th Session Communion Churches Indonesia (CCI) Nias 17th Sumba. The results study arrived at praxis holistic liberation Jesus overcome these challenges. They used as ministry AbstrakTulisan ini adalah sebuah kajian atas Yohanes dengan perspektif hermeneutik post-strukturalis. Hermeneutik seni memahami, yaitu memahami teks, yang tujuannya untuk mengungkap makna terdapat di dalam teks. dimaksud post-strukturalis basisnya bahwa teks tidak terletak belakang melainkan depannya. Karena ada depan maka melampaui kepentingan pengarang, berarti membuka kemungkinan bagi polisemi ditemukan oleh pembaca masa kini. Secara berturut-turut empat keprihatinan kontekstual dapat ditelaah secara hermeneutis ke narasi konteks ketidakadilan, kemiskinan, radikalisme dan kerusakan ekologi. Keempat tantangan juga menjadi gereja-gereja seperti digumuli Sidang Raya Persekutuan Gereja-gereja (PGI) XVI XVII Hasil menibakan pada praksis pembebasan Yesus holistik, mengatasi keempat tersebut dijadikan pelayanan holistik hari ini.